Kekuatan Investor Asing di Bursa Efek Indonesia (IHSG)
Prinsip Analisis
💡 "Follow The Market, But Who is The Market?"
Pada suatu analisis, pasti terdapat suatu asumsi dan pengabaian yang melandasi analisis tersebut.
Pada analisis fundamental (FA), asumsi yang dipakai adalah suatu harga saham akan terus mendekati harga intrinsiknya, entah apapun yang terjadi pada fluktuasi pergerakan harga pada jangka pendek. Banyak metode dan pendapat untuk mencari harga intrinsik tersebut, namun tujuannya sama, yaitu membeli suatu saham jika harganya lebih murah dari harga yang seharusnya. Sedangkan, FA memiliki pengabaian di fluktuasi pergerakan harga, kondisi psikologis pasar, dan faktor external lainnya yang secara fundamental tidak memengaruhi operasional bisnis. Sentimen tidak akan memengaruhi bisnis suatu perusahaan sebesar dan secepat pergerakan harga di bursa.
Pada analisis teknikal (TA), asumsi utama yang dipakai tertuang pada Dow Theory yang sangat dikenal Market Discount Everything. Pasar telah memperhitungkan segalanya. Pergerakan saham merupakan cerminan dari segala sesuatu yang terjadi di internal dan eksternal perusahaan atas saham tersebut, dari segi fundamental, sentimen, psikologis pasar dan sebagainya. Kemudian, TA memiliki pengabaian di keaadaan aktual suatu perusahaan. Mau seburuk apapun keadaan fundamental perusahaan saat ini, jika teknikal pergerakan harga sahamnya baik, pasti ada sesuatu yang bagus sedang terjadi namun tidak diketahui oleh investor karena keterbatasan-keterbatasan tertentu.
Kemudian, apa itu Analisis Pergerakan Dana Asing?
Analisis Pergerakan Dana Asing, atau lebih dikenal sebagai Foreign Flow Analysis, merupakan turunan dari analisis teknikal lanjut, follow the giant merupakan prinsip utama dari analisis ini. Asumsi yang di bangun adalah smart money memiliki kemampuan mengendalikan pasar, dan tidak akan merugi. Namun, hal yang harus diwaspadai smart money merupakan pihak yang 'smart', jangan percaya siapa pun di market. Pengabaian di analisis ini adalah bagaimana pun kondisi fundamental suatu perusahaan, serta bagaimana pun trend pergerakan harga suatu perusahaan, jika smart money mengakumulasi, maka kita yakin harga akan naik agar smart money mendapatkan keuntungan.
Siapa Smart Money, dan Apakah Efektif jika Kita Mengikuti Mereka?
Creative Trader menginspirasi saya tentang seberapa besar kendali yang dipegang dana asing di Bursa Efek Indonesia. Anda dapat melihat artikel mereka pada link ini, dan berikut merupakan ringkasan dan beberapa penyesuaian dari saya.
Data Kepemilikan Saham KSEI
Tabel 1. Nilai Kepemilikan Saham di KSEI (sumber:KSEI [^1]) *Data dalam triliun rupiah
Berdasarkan data pada website KSEI tentang kepemilikan saham, pada Desember 2022, kepemilikan investor lokal sebesar 3,222.195 Triliun Rupiah, dan kepemilikan investor asing sebesar 2,699.401 Triliun Rupiah, atau secara persentase memiliki perbandingan lokal-asing sebesar 54.4% - 45.6%. Jika dilihat dari data ini, terlihat antara investor lokal dan asing memiliki kekuatan yang kurang lebih sama, 50 – 50, dari segi aset.
Data Single Investor Identification
Kemudian, diperlukan juga data terkait berapa banyak investor lokal dan investor asing yang menguasai aset tersebut. Berdasarkan berita dari kontan.co.id[^2], per 23 November 2022, Single Investor Identification (SID) di pasar modal telah mencapai angka 10.11 juta SID. Jika dilihat dari komposisinya, 99.66% merupakan investor lokal, sementara asing hanya 0.34% dari 10.11 juta SID yang sebelumnya disebut.
Kesimpulan Dari Kedua Data
❗
Sebesar 0.34% entitas memiliki kekuatan yang sama dengan gabungan 99.66% lainnya! Big Money 0.34% bermain dengan 10 juta orang.
Coba kita bayangkan jika suatu grup yang kecil memiliki 50% kekuatan, dan terdapat grup lain yang sangat masif memiliki kekuatan yang sama, mana yang menurut anda lebih kuat? Menurut hemat saya, kekuatan yang terkonsentrasi pada sedikit kepala dan pemikiran akan lebih kuat dibanding yang tersebar di masing-masing kepala dan tindakan. A little group monopolize the market.
Bagaimana cara mengenali Investor Asing?
Pada pembahasan ini, smart money diartikan sebagai investor asing yang merupakan kelompok kecil yang memiliki kekuatan besar di Pasar Saham Indonesia. Investor asing dapat dikenali dari kode identitas dari setiap transaksinya berupa F, jika domestik berupa D. Kode ini ditentukan berdasarkan identitas (KTP, Green Card, dsb), bukan berdasarkan broker. Rekapitulasi transaksi dipublikasikan oleh IDX setiap harinya, atau anda dapat mengeceknya pada platform-platform saham. Smart Money juga dapat merupakan kelompok kecil investor lokal yang menguasai suatu saham tertentu, namun perlu beberapa data tambahan dan asumsi yang membuat analisis smart money secara general (lokal atau asing) sulit dan cenderung bias.
Bagaimana Cara Memanfaatkan Pengetahuan Ini?
Sebagai investor individual (retail) yang tidak memiliki kekuatan di pasar saham, mengapa kita tidak hanya mengikuti smart money yang merupakan mayoritas dan dapat mengendalikan market. Kita yakin profit adalah tujuannya untuk seluruh investor, termasuk smart money si*-0.34%.*
Sebagai catatan khusus, tidak semua saham dikendalikan oleh asing. Terdapat setidaknya 6 indikator yang menggambarkan apakah suatu saham dapat dianalisis menggunakan Analisis Pergerakan Dana Asing (Foreign Flow Analysis). Cara menggunakan parameter ini akan dibahas pada artikel berikutnya:
Foreign Flow Analysis pada Saham Indonesia
Foreign Chart BMRI (chart by Quantist.io)